Review ini sebelumnya sudah
pernah saya post di note fb. Tapi karena bingung mau nge-post apa di blog ini,
jadilah saya post ulang review Tentang Kamu. Karena faktor bingung ini juga
yang membuat saya telat untuk nge-post, ditambah faktor X juga sih sebenarnya 😥.
Padahal kan jadwalnya hari Sabtu, tapi yaa beginilah blogger timbul tenggelam
yang sedang belajar persisten. Semoga post-post berikutnya tidak telat lagi,
doakan yaa. Semoga bermanfaat 😊
⚛⚛⚛
Tentang Kamu mengisahkan
petualangan seorang pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen dalam menggali
informasi mengenai salah satu klien firmanya. Saking pentingnya klien ini,
pemimpin firma hukum tempat Zaman bekerja mempimpin sendiri rapat. Zaman tidak
pernah menyangka kasus sepenting ini dilimpahkan sepenuhnya padanya.
Kasus bernilai triliunan rupiah
ini harus segera dibereskan oleh Zaman. Karena menurut hukum warisan di
Inggris, jika seseorang tidak mempunyai ahli waris yang sah maka harta yang
ditinggalkan akan menjadi milik Ratu Inggris. Sementara, harta kekayaan yang ditinggalkan
oleh klien Zaman bernilai 1 miliar Poundsterling atau setara dengan 19 triliun
rupiah. Sebuah nilai yang fantastis. Jumlah kekayaan yang melebihi total
kekayaan Ratu beserta keluarganya.
Yang lebih mengejutkan Zaman,
klien tersebut bernama Sri Ningsih. Itu berarti klien tersebut berasal dari
negara yang sama dengannya, Indonesia. Zaman jadi penasaran, siapa sebenarnya
Sri Ningsih? Bagaimana dia mempunyai jumlah kekayaan yang sangat besar?
Bagaimana dia bisa memegang paspor Inggris? Dan pertanyaan yang paling penting,
benarkah Sri Ningsih tidak memiliki seorang pun ahli waris?
Zaman pun memulai tugasnya untuk
mencari ahli waris yang sah dari Sri Ningsih. Pencarian dimulai dari Paris, di
sebuah panti jompo tempat Sri Ningsih mengembuskan napas terakhir. Di sini,
Zaman tidak banyak mendapatkan informasi mengenai kliennya. Seorang perawat di
sana mengatakan bahwa Sri Ningsih tidak pernah bercerita mengenai keluarganya.
Kehidupan seorang Sri Ningsih pun sama seperti kehidupan penghuni panti yang
lain, tidak ada yang istimewa. Di akhir kunjungannya perawat tersebut
memberikan diary milik mendiang Sri Ningsih.
Berbekal diary ini, Zaman
melanjutkan penyelidikannya. Diary tersebut hanya ditulisi empat halaman,
dengan masing-masing halaman berjudul Juz
Pertama, tentang Kesabaran; Juz Kedua, tentang Persahabatan; Juz Ketiga,
tentang Keteguhan Hati dan Juz Keempat, tentang Cinta.
Perjalanan Zaman untuk mencari
ahli waris Sri Ningsih ternyata cukup pelik. Zaman tidak hanya berkejaran
dengan waktu. Selain kehidupan Sri Ningsih yang berupa misteri, Zaman juga
harus siap berhadapan dengan Heir Hunters yang menghalalkan segala cara
untuk memperoleh keinginan mereka.
Akankah Zaman menemukan ahli
waris yang sah dari Sri Ningsih? Atau harta warisan tersebut akan jatuh ke
tangan yang tidak berhak? Kisah perjalanan Zaman dalam menguak misteri
kehidupan Sri Ningsih ditulis dengan apik oleh Tere Liye dalam novel setebal
524 halaman ini.
Setelah merampungkan membaca Tentang
Kamu, ada beberapa catatan menarik menurut saya yang perlu saya tuliskan di
sini.
COVER
Pepatah mengatakan, jangan
menilai isi dari cover. Karena cover bisa saja jelek tetapi isinya bagus. Atau
sebaliknya, covernya bagus tapi isinya jelek. Bagi penggemar Tere Liye mungkin
tidak akan berpikir dua kali untuk membeli buku-buku beliau. Cukup dengan
melihat nama Tere Liye maka buku tersebut akan langsung masuk keranjang
belanja. Tetapi, bagaimanapun bagi saya cover tetap penting karena impresi awal
saya ketika membaca buku ya dimulai dari cover.
Cover Tentang Kamu sederhana dan
tidak norak. Dengan sepasang sepatu tua coklat berlatarkan warna senada.
Tetapi, saking sederhananya covernya malah jadi kurang menarik. Di bagian atas
yang terlihat kosong sedangkan pada bagian bawah terlihat penuh membuat
tampilannya kurang proporsional.
JUDUL
Tentang Kamu merupakan judul
yang romantis dan menimbulkan sensasi tersendiri bagi saya. Awalnya, saya
berpikir kalau isi novel ini dipenuhi kisah cinta. Ternyata saya salah. Isinya
didominasi kisah perjuangan hidup yang inspiratif. Dari 33 bab, hanya 7 bab
(termasuk epilog) yang bernuansa romansa. Meskipun demikian, kisah cinta yang
dihadirkan antara Sri Ningsih dengan Hakan sangat berkesan. Sederhana tapi
dalam. Darinya kita akan belajar bahwa “Dicintai begitu dalam oleh orang
lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan
sungguh-sungguh akan memberikan kita keberanian.” (hal.286)
BLURB
“Terima kasih untuk kesempatan
mengenalmu, itu adalah salah satu anugerah terbesar hidupku. Cinta memang tidak
perlu ditemukan, cintalah yang menemukan kita.
Terima kasih. Nasihat lama itu
benar sekali, aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku
akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi.
Masa lalu. Rasa sakit. Masa
depan. Mimpi-mimpi. Semua akan berlalu, seperti sungai yang mengalir. Maka
biarlah hidupku mengalir seperti sungai kehidupan.”
Quote yang menjadi blurb di
novel ini membuat saya sangat tertarik. Rangkaian katanya begitu indah. Setelah
membacanya, saya semakin yakin jika tema novel Tentang Kamu adalah cinta. Satu
dari tiga paragraf khusus menyebutkan cinta. Blurb memang bukan ringkasan
cerita tetapi setidaknya menggambarkan sebagian besar isi yang membuat pembaca
tertarik. Seharusnya quote juz lain dari kisah hidup Sri bisa ditambahkan agar
pembaca tidak berpikir kalau novel ini hanya berbicara masalah cinta. Karena
sebagaimana yang telah saya tuliskan pada bagian judul, novel Tentang Kamu tidak
didominasi oleh kisah percintaan. Karena arti cinta hanyalah satu dari empat
juz kehidupan Sri Ningsih. Sangat sayang jika tiga juz yang lain yang menjadi
daya tarik novel ini tidak ditampilkan di depan.
TOKOH
Dari beberapa novel Tere Liye
yang saya baca, nama-nama tokoh utama yang dipilih unik. Lail dan Esok pada
novel Hujan, Bujang/ Agam pada novel Pulang, Raib pada novel Matahari dan Zaman
pada novel Tentang Kamu.
Pemilihan nama pun tidak sekadar
asal comot, sepertinya ada maksud tertentu ketika memilihnya. Sebut saja Raib
sinonim dari kata hilang. Dalam novelnya diceritakan kalau Raib memiliki
kemampuan menghilang. Agam (mungkin) merupakan penggalan dari kata Agama. Dalam
novelnya makna pulang yang menjadi solusi adalah pulang pada panggilan Tuhan
(agama). Dan pada novel Tentang Kamu ini, tokohnya seperti melakukan perjalanan
waktu dari zaman ke zaman.
Tokoh-tokoh lain yang dihadirkan
dalam buku ini, memiliki peran yang maksimal. Tidak ada tokoh yang berperan
‘sepele’ meskipun tokoh itu bukan tokoh utama. Porsinya pun dirasa pas yang
membuat cerita terasa semakin nikmat.
LATAR
Bukan hanya kreatif dalam memilih
nama tokoh, dalam novel Tentang Kamu Tere Liye juga kreatif dan berani dalam
memilih latar. Tidak main-main, lima tempat sekaligus dimasukkan dalam novel
ini. Lima tempat itu adalah Pulau Bungin (Sumbawa), Surakarta, Jakarta, Inggris
dan Paris. Mengapa saya katakan kreatif? Latar pertama, Pulau Bungin, salah
satu pulau dengan penduduk terpadat di dunia. Di Pulau Bungin ini,
kambing-kambing hidup dengan memakan kertas. Tere Liye berhasil memasukkan
semua informasi tersebut dalam novel tanpa membuat pembaca merasa membaca buku
pengetahuan umum. Kelima tempat tadi juga bukan hanya merupakan tempelan
semata. Pembaca dibuat seperti hadir di setiap lekuk tempat yang
dideskripsikan.
Tere Liye juga cukup berani
mengambil latar waktu yang panjang. Dari tahun 1946 sampai 2000an. Dalam
rentang waktu tersebut, banyak kejadian besar dalam sejarah yang mengubah
Indonesia bahkan dunia. Seperti peristiwa G 30 S PKI tahun 1965, Malari (Malapetaka
15 Januari) di tahun 1974, Y2K di tahun 1999 dan Subprime Mortagage di
tahun 2007. Dan lagi-lagi, Tere Liye berhasil memasukkan peristiwa - peristiwa
penting tersebut dalam novel ini tanpa membuat pembaca merasa membaca buku
sejarah. Peristiwa-peristiwa penting tersebut juga tidak hanya dijadikan latar
waktu sekilas lalu, melainkan digabungkan dalam latar suasana yang mempengaruhi
alur hidup tokohnya.
KONFLIK
Di dalam novel Tentang Kamu,
banyak sekali konflik yang dihadirkan. Konflik-konflik ini memuat saya
penasaran untuk terus membacanya. Tidak heran, novel setebal 500an halaman ini
bisa saya khatamkan dalam waktu dua hari saja. Padahal, biasanya saya hanya
mampu membaca tidak lebih dari 200 halaman dalam rentang waktu yang sama.
Karena penasaran, saya terus membaca Tentang Kamu di sela-sela kesibukan bahkan
dalam posisi tiduran dan sambil menyusui anak.
Sebagaimana novel-novel berbobot
yang langsung memberikan masalah di awal sehingga membuat pembaca penasaran,
Tere Liye juga melalukan hal yang sama. Konflik langsung dihadirkan di
halaman-halaman awal. Sebuah pertanyaan menarik muncul ketika Zaman melakukan
interview di firma hukum Thomson & Co. “Jika berkata jujur akan membuat
empat orang jahat terbunuh mengenaskan, sedangkan berbohong akan membuatnya selamat,
maka pilihan apa yang akan Anda ambil?.”(hal.8). Pertanyaan tersebut tidak
pernah lepas dari otak saya ketika membaca tiap bab novel ini. Saya semakin
penasaran ketika sampai tiga per empat halaman, jawabannya juga belum muncul,
apa mungkin pertanyaan itu hanya tempelan?. Ternyata tidak, jawaban Zaman atas
pertanyaan ini diletakkan pada ending. Sebuah cara yang genius untuk terus
menjaga ketertarikan pembaca.
Dalam bab-bab berikutnya, Tere
Liye juga tidak lupa memberikan pancingan yang menggiring pembaca untuk terus
bertanya-tanya, terus bagaimana? Kok bisa?.
Bukan itu saja, tidak seperti
pada novel Pulang yang cenderung serius, pada novel Tentang Kamu, Tere Liye
memasukkan nuansa humor. Setelah disuguhi ketegangan demi ketegangan, Tere Liye
membuat pembaca tertawa. Misalkan ketika di Pulau Bungin. Penulis menghadirkan
tokoh La Golo yang memiliki perawakan menyeramkan namun bertanggung jawab dan
lugu. Karena keluguannya, La Golo sering bertingkah apa adanya dan mengundang
gelak tawa. Seperti pada halaman 60 “Saatnya tidur – tepatnya berusaha tidur di
antara dengkuran La Golo yang mirip suara gergaji”. La Golo tidur mendengkur,
tanpa sadar mulutnya terbuka saat mendengarkan cerita, dan terkadang menanyakan
hal-hal yang absurd.
SUDUT PANDANG
Di dalam novel Tentang Kamu,
Tere Liye menggunakan POV 3, sudut pandang yang paling tepat untuk menceritakan
kisah 2 tokoh sentral di sini. Dengan menggunakan POV 3, Tere Liye bisa lebih
bebas dan leluasa mendeskripsikan segala hal dan juga berhasil menghindari
kesalahannya yang terdahulu. Apa kesalahannya? Pendeskripsian tokoh ‘Aku’ (POV
1) yang pengetahuannya terbatas menjadi tokoh yang Maha Tahu (POV 3). Misalkan
pada novel Pulang adegan saat Bujang membunuh ketua Lin. Bujang menuturkan
bagaimana perubahan posisi ketua Lin yang sedang berada di ruang meditasi.
Padahal saat itu, Bujang sudah keluar dari ruangan.
Sedikit hal yang menngganggu
saya, pada novel Tentang Kamu, ketika terjadi pergeseran tokoh utama dari Zaman
ke Sri, di sana Zaman dikisahkan sedang mendengarkan cerita dari tokoh yang ia
datangi. Jika memang kisah Sri adalah cerita si tokoh pada Zaman, rasanya
sedikit kurang pas mengingat karakter Sri yang tidak terbuka masalah pribadi.
Cerita si tokoh terlalu detail sampai pada sesuatu yang hanya Sri yang tahu.
Namun, jika bagian tersebut adalah penuturan narator kepada pembaca, maka hal
di atas tidak jadi masalah. Hanya saja, kesan yang saya dapatkan, kisah Sri
memang dituturkan oleh tokoh yang ditemui oleh Zaman.
AMANAT
Berbicara masalah pesan,
sepertinya adalah ciri khas dari Tere Liye memberikan banyak petuah dalam
setiap novelnya. Hebatnya, pembaca tidak merasa digurui. Pesan-pesan tersebut
disampaikan dengan lembut dan dirangkai dengan kalimat yang menawan. Jika
dihitung, ada belasan kalimat dalam novel Tentang Kamu yang bisa dijadikan
quote. Beberapa yang menjadi favorit saya,
“Apa yang membuat pernikahan
orangtua dulu langgeng berpuluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari
pada orang yang sama. Maka kesedihan dan ujian seberat apapun bisa dilewati
engan baik.” (hal.385)
“Bahkan sejatinya, banyak momen
berharga dalam hidup datang dari hal-hal kecil yang luput kita perhatikan,
karena kita terlalu sibuk mengurus sebaliknya.” (hal.257)
“Hati manusia persis seperti
lautan, penuh misteri. Kita tidak pernah tahu kejadian menyakitkan apa yang
telah dilewati oleh seseorang”. (hal.415)
Namun, jika diperhatikan lagi.
Novel Tentang Kamu sepertinya merupakan penegasan (atau mungkin pengulangan)
amanat dari novel-novelnya yang terdahulu. Sebagaimana juz kehidupan Sri
Ningsih, amanat tersebut tentang kesabaran, tentang persahabatan tentang
keteguhan hati, tentang cinta, tentang masa lalu dan tentang melupakan.
TAMBAHAN
Di beberapa halaman novel ini,
ada beberapa halaman yang sepertinya masih terasa ganjil.
- Halaman
73 “Aku punya hadiah untukmu, Dek.” Tersenyum
Meskipun pembaca mengerti siapa
yang tersenyum, tetapi saya merasa kalimatnya menjadi aneh ketika subyeknya
hilang.
- Halaman
88 “Saat istri pertamanya Rahayu tiba-tiba terjatuh di dapur dan mengalami pendarahan.
Dia cemas sepanjang sore. Saat tidak menemukan istrinya di kamar, ia mencarinya
ke dapur.”
Di halaman sebelumnya,
diceritakan kalau Rahayu terjatuh ketika acara syukuran. Tetapi kalimat di atas
menyiratkan kalau Rahayu jatuh ketika Nugroho sedang keluar bekerja.
- Halaman
106 “Mencari teripang, ikan, kerang atau tetehe (bulu babi) di laut
dangkal sekitar pulau Bungin adalah pekerjaan itu”.
Saya tidak mengerti ‘itu’ di
sini apa? Kalimatnya terasa janggal.
- Halaman
109 “Kembali ke teras depan rumah Pak Tua. Masa kini”.
Di halaman-halaman sebelumnya
Penulis tidak pernah menjelaskan, apakah yang sedang diceritakan masa lalu atau
masa kini. Akan tetapi, di beberapa bagian disebutkan seperti contoh di atas.
Jika memang ingin membuat seperti di film-film ada keterangannya, sebaiknya
Tere Liye konsisten dari awal agar tidak terasa aneh ketika tiba-tiba muncul di
tengah halaman.
- Halaman
136 Ketika Nusi Maratta meninggal
Bagian ini sepertinya terlalu
dramatis. Nusi yang memiliki karakter yang sebelumnya pemarah dan tidak
penyayang, bahkan pada anaknya tiba-tiba berubah peduli pada anak tirinya hanya
dalam hitungan detik.
- Di
halaman 268 disebutkan Nur ‘Aini memiliki lima anak sedangkan di halaman 269
tujuh anak. Mana yang benar?
- Dihalaman
515, “Sambil menatap penuh kebencian pada Ningrum yang duduk di lapangan
rumput”
Bukannya yang menatap itu
Ningrum? seharusnya yang ditatap Murni.
Akhirnya, novel Tentang Kamu merupakan
novel inspiratif yang tidak boleh dilewatkan. Novel ini mengajak kita
menelusuri juz kehidupan seorang Sri Ningsih agar kita dapat bercermin darinya.
Bahwa hidup tidak selalu sesuai yang kita inginkan, namun kesabaran dan
keikhlasan akan membuatnya terasa lebih mudah.
Sebagai penutup, saya kutipkan
juz pertama Tentang Kesabaran dari diary Sri Ningsih.
“Terima kasih banyak atas
pelajaran tentang kesabaran. Bapak aku akhirnya memahaminya. Apakah sabar
memiliki batasan? Aku tahu jawabannya sekarang. Ketika kebencian, dendam
kesumat sebesar apa pun akan luruh oleh rasa sabar. Gunung-gunung akan rata,
lautan akan kering, tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar. Selemah apa
pun fisik seseorang, semiskin apa pun dia, sekali di hatinya punya rasa sabar,
dunia tidak bisa menyakitinya.”
Detail
Buku
Judul
: Tentang Kamu
Penulis
: Tere Liye
Penerbit
: Republika
Tebal
: 524 hal
Terbit
: Cetakan I, Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang teman tinggalkan sangat berharga bagi saya. Terima kasih telah berkunjung dan berkenan meninggalkan jejak ^ ^